Film horor Indonesia terbaru berjudul Pabrik Gula siap menghantui penonton pada akhir Maret 2025. Disutradarai oleh Awi Suryadi dan diproduksi oleh MD Pictures, film ini diadaptasi dari cerita viral karya SimpleMan yang sebelumnya dikenal melalui kisah “KKN di Desa Penari”. Dengan latar belakang pabrik gula tua peninggalan Belanda, film ini menjanjikan pengalaman horor yang mencekam bagi para penontonnya.
baca juga : Film The Medium Tentang Kebenaran Dukun di Thailand
Cerita berfokus pada sekelompok buruh musiman yang bekerja di sebuah pabrik gula tua di desa terpencil di Pulau Jawa. Pabrik ini menyimpan sejarah kelam dan dihantui oleh arwah-arwah penasaran yang konon masih bergentayangan. Para pekerja, termasuk Endah (Ersya Aurelia), Fadhil (Arbani Yasiz), dan Ningsih (Erika Carlina), awalnya menjalani pekerjaan mereka seperti biasa. Namun segalanya berubah saat Endah secara tidak sengaja memasuki sebuah area terlarang di dalam kompleks pabrik pada suatu malam.
Sejak saat itu, berbagai kejadian aneh mulai terjadi. Teror supranatural menghantui para pekerja, dari bisikan gaib di malam hari, bayangan hitam yang mengintai, hingga kecelakaan kerja yang menyebabkan kematian mengenaskan. Situasi semakin memburuk ketika para pekerja menyadari bahwa pabrik tempat mereka bekerja ternyata berdekatan dengan sebuah kerajaan demit yang tengah murka. Keberadaan para pekerja dianggap sebagai gangguan oleh makhluk-makhluk gaib yang tinggal di sana, dan satu per satu dari mereka mulai menjadi tumbal.
Film ini menampilkan deretan aktor dan aktris berbakat seperti Arbani Yasiz sebagai Fadhil, seorang buruh kasar penebang tebu; Ersya Aurelia sebagai Endah, asisten manajer pabrik; Erika Carlina sebagai Ningsih, petugas administrasi data tebu; Bukie B. Mansyur sebagai Hendra, buruh kasar bagian penurunan tebu; Wavi Zihan sebagai Wati; dan Benidictus Siregar sebagai Franky. Kehadiran para pemain ini diharapkan mampu menghidupkan nuansa mencekam yang dibangun dalam cerita.
Yang menarik, Pabrik Gula akan dirilis dalam dua versi berbeda berdasarkan batasan usia penonton. Versi pertama adalah versi “Jam Kuning” yang ditujukan untuk penonton usia 17 tahun ke atas, dengan adegan yang telah disesuaikan. Sementara itu, versi “Jam Merah” atau yang dikenal dengan Pabrik Gula Uncut, akan menghadirkan adegan tanpa sensor dengan intensitas horor yang lebih tinggi, ditujukan untuk penonton usia 21 tahun ke atas. Kedua versi ini akan tayang bersamaan, memberikan pilihan bagi penonton sesuai preferensi dan kedewasaan masing-masing.
Film ini dijadwalkan tayang perdana di bioskop Indonesia pada 31 Maret 2025, bertepatan dengan libur Lebaran. Tidak hanya tayang di dalam negeri, Pabrik Gula juga dijadwalkan rilis internasional di wilayah Amerika Utara termasuk dalam format IMAX. Bahkan, pemutaran perdananya di Los Angeles akan dilaksanakan pada 27 Maret 2025. Beberapa negara Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei juga masuk dalam daftar rilis internasional film ini.
Proses produksi film ini mengambil lokasi syuting di beberapa tempat seperti Klaten dan Cirebon, dua daerah yang dikenal memiliki bangunan pabrik gula tua peninggalan zaman Belanda. Pemilihan lokasi ini menambah nuansa otentik dan menyeramkan yang menjadi kekuatan utama cerita.
Dengan kombinasi cerita yang berasal dari kisah nyata viral, aktor-aktris berbakat, serta konsep penayangan yang inovatif, Pabrik Gula diprediksi akan menjadi salah satu film horor terbesar tahun ini. Bagi penggemar horor tanah air, film ini menjadi tontonan wajib yang penuh teror dan misteri, sekaligus sebuah langkah besar dalam memperkenalkan horor Indonesia ke kancah internasional.